Tuesday, August 29, 2017

Memahami Pola Jas | Garis Dada

Garis dada pola jas

Postingan ini adalah bagian kedua dari Serial Prinsip-prinsip Cara Memahami Pola Jas. Kali ini kita akan membahas Garis Dada.

Garis Dada adalah garis bantu mendatar/horisontal yang terletak diatas garis perut (dalam gambar diatas ditandai dengan huruf F). Garis ini adalah salah satu garis terpenting pada pola jas. Begitu pentingnya, sehinggs kita akan memjumpai banyak Sistem Pola memberikan perhatian yang sangat besar pada area ini. Dan hampir tiap Sistem Pola punya metode atau rumus tersendiri untuk menentukan posisi Garis ini.

Posisi yang dimaksud adalah berapa centimeter jaraknya dari Tailor Bone. Mari kita piknik sebentar ke berbagai metode atau rumus yang dipakai oleh beberapa Sistem Pola.

Bila anda sudah membaca postingan kami tentang Jenis Sistem Pola, anda akan tahu bahwa ada yang disebut dengan Sistem Langsung dan ada  yang disebut Sistem Proporsi.

Untuk Sistem Langsung, metode yang dipakai untuk menentukan posisi Garis Dada ini adalah dengan cara diukur manual. Caranya bisa disimak pada gambar berikut ini. 
Perhatikan bahwa ujung meteran diletakkan pas pada Tailor Bone dan ditarik ke bawah pada posisi Garis Dada. Umumnya posisinya 2.5 sampai 3.5 cm dibawah ketiak. Angka yang dihasilkan dari metode pengukuran ini nantinya akan digunakan secara lansung pada Pola. Misalkan angkanya adalah 25 maka nanti ketika membuat pola, jarak antara Tailor Bone dan Garis Dada ini ya tetap 25 (tanpa dirumus, dikurangi atau ditambahi). Ini bila Jenis Sistem Pola yang dipakai adalah Sistem Langsung.

Sekarang kita beralih ke Sistem Proporsi. Dalam Sistem Proporsi, penentuan posisi Garis Dada ini menggunakan Rumus. Biasanya Rumusnya diturunkan dari ukuran Lingkar Dada. Mari kita intip sekilas beberapa rumusnya.

Sistem Proporsi dari inggris (T&C) menggunakan Rumus = 
(sepertiga Lingkar Dada + 15) : 2.
Misalkan Lingkar Dadanya adalah 100, maka jarak antara Tailor Bone dan Garis Dada adalah :
= ((100 : 3) + 15) : 2
= (33.3 + 15) : 2
= 48.3 : 2
= 24.15
Jadi, bila memakai sistem ini, jarak antara Tailor Bone dan Garis Dada untuk ukuran Lingkar Dada 100 cm adalah 24.15 cm.

Dari Italia (dari buku legendaris "Il modellismo Sartoriale") memakai tabel
(1/2 Turun Pinggang + 1) + 0.5 sampai 2 cm.

Dari Jerman kebanyakan memakai rumus :
(1/8 Lingkar Dada + 1/16 Tinggi Badan).

Dan lain sebagainya. (Kita cukupkan tiga contoh ini saja agar tidak semakin membingungkan pemula ☺).

Intinya, yang ingin kami tunjukkan adalah bahwa metode atau rumus penentuan posisi Garis Dada ini sangat variatif. Jadi bila nanti anda mendapati sebuah gambar pola jas, perhatikan betul-betul cara penentuan Garis Dada pada pola tersebut.

Kemudian, yang sangat penting untuk di perhatikan juga, bahwa posisi Garis Dada ini berkaitan erat dengan Garis  Leher Belakang dan tersambung terus ke Puncak Bahu pada badan depan (ketiganya adalah salah satu penentu keseimbangan/balance jas).
Ilustrasi sekilasnya bisa dilihat dalam gambar berikut ini :
Garis dada & garis leher pola jas
Perhatikan garis panah berwarna biru muda pada gambar diatas. Area yang dilewati biru muda itu adalah satu paket kesatuan yang utuh. Yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Merubah salah satunya tanpa melakukan penyesuaian pada yang lainnya bisa merusak balance (keseimbangan) jas.

Jadi bila anda ingin memakai Rumus  penentuan Garis Dada pada suatu Pola, pakai juga Rumus-rumus Garis Leher dan Garis Puncak Bahu Depan dari Pola yang sama.

Jangan anda ambil rumus Garis Dada Pola X (misalnya) kemudian anda gabungkan dengan Rumus Kerung Leher dari Pola Y. Kecuali bila anda sudah faham konsep balance (keseimbangan) jas dan hubungannya dengan postur.

Kita akhiri sampai disini pembahasan kita kali ini. Kita lanjutkan Serial "Cara Memahami Pola Jas" kita di waktu mendatang.

Bila ada yang tambah bingung atau ada mau ditanyakan atau juga ada yang mau di koreksi dari penjelasan diatas, jangan sungkan untuk menyampaikannya di kolom komentar.

Salam Pembelajar.

Komentari dengan g+ (dilarang spam)
EmoticonEmoticon