Secara harfiyah interfacing mungkin bisa diartikan sebagai Antar-Muka. Dalam dunia Tailoring, interfacing diartikan sebagai lapisan bahan yang ditempatkan ditengah-tengah antara bahan utama dan vuring/lining. Fungsinya sebagai penguat/pengokoh dan penegas bentuk bahan utama. Bisa dikatakan di area inilah rahasia tailoring (terutama jas) terletak.
Jenis interfacing sangat beragam, tapi bahasan kali ini, kita batasi seputar interfacing yang digunakan pada jas. Bisa kita bagi menjadi 2 kategori:
1. Fusible (mengandung lem yang akan aktif ketika dipanaskan)
Koofner, hantek, fisilin, kain gula termasuk dalam jenis ini.
Cara menggunakannya sangat mudah. Kita tinggal potong bahan interfacingnya sesuai bentuk dan pada bagian- bagian yang kita inginkan. Lalu kita rekatkan interfacing tadi dengan menggunakan setrika atau mesin press
2. Canvas/ non fusible (tidak berperekat).
Bahan dasarnya, kalau tidak salah, dari bulu binatang yang dirajut dengan bahan lain.
Sebenarnya jenisnya ada bermacam-macam (tergantung jenis bahan campuran, berat dan tingkat ke-kaku-annya ). Tapi ditempat kita tidak banyak pilihan dan biasanya semua kita sebut dengan istilah "bubat" atau "buntut kuda".
Cara menggunakan interfacing jenis ini sedikit lebih rumit. Ia memerlukan ketelatenan dan teknik yang lumayan.
Kedua interfacing diatas mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Dapat kita ringkas menjadi :1. Fusing (koofner, kain gula dll)
Kelebihan :
- proses pengerjaannya lebih cepat.
- tidak terlalu memerlukan teknik tailoring tinggi karenanya dapat menyelamatkan kerut-kerut (puckering) akibat kesalahan pemula.
- Harga lebih murah
- Menghilangkan sifat asli bahan utama
- Gulungan pada lapel tampak kaku dan kurang alami
- Bentuk (shape) jasnya mudah berubah setelah beberapa kali cuci
- Seiring waktu tingkat ke-rekat- an lem akan menurun sehingga menciptakan buble (semacam gelembung udara) antara kain utama dan interfacingnya
2. Canvasing/ non fusible (bubat atau bulu/buntut kuda)
Kelebihan :
- Mampu mempertahankan sifat asli bahan utama (jadi bagian yg kita lapisi dengan interfacing ini dan yang tidak kita lapisi akan tampak dan terasa sama)
- Mampu membentuk gulungan lapel tampak alami dan indah.
- Memungkinkan dilakukannya manipulasi bentuk (shape) pada area dada.
- Bentuk (shape) yang dihasilkan akan tahan lama. Bahkan setelah berkali-kali dicuci
- Bila dipakai berjalan, maka lambaian jasnya tampak alami (tidak terlalu kaku)
- Waktu pengerjaannya lama.
- Membutuhkan teknik tailoring yang lumayan tinggi
- Harga lebih mahal
Itulah sekilas tentang interfacing. Kita jumpa lain waktu dengan pembahasan yang lain.
Catatan tambahan: ada banyak Tailor yang tidak menggunakan satu jenis interfacing saja (koofner saja atau bubat saja), tapi menggabungkan kombinasi keduanya
Salam Pembelajar
Komentari dengan g+ (dilarang spam)
EmoticonEmoticon